@article{Rostitawati_2018, title={Pembaharuan dalam Tasawuf: (Studi Terhadap Konsep Neo-Sufisme Fazlurrahman)}, volume={15}, url={https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa/article/view/642}, DOI={10.30603/jf.v15i2.642}, abstractNote={<p><em>Fazlur Rahman sesungguhnya menghendaki agar umat Islam mampu melakukan tawazun  (keseimbangan)  antara  pemenuhan  kepentingan  akhirat  dan  kepentingan  dunia, serta  umat  Islam  harus  mampu  memformulasikan  ajaran  Islam dalam  kehidupan  sosial. Kebangkitan  kembali  tasawuf  di  dunia  Islam  dengan  istilah  baru  yaitu  neo-sufisme nampaknya tidak boleh dipisahkan dari apa yang disebut sebagai kebangkitan agama. Kebangkitan ini juga adalah lanjutan kepada penolakan terhadap kepercayaan yang berlebihan kepada sains dan teknologi selaku produk dari era modenisme. Modernisme telah dinilai gagal memberikan kehidupan yang bermakna kepada manusia. Oleh karena itu, manusia telah kembali kepada nilai-nilai keagamaan karena salah satu fungsi agama adalah memberikan  makna  bagi  kehidupan.  Demikianlah,  era  post-modernisme yang  dibelenggu dengan  bermacam-macam  krisis  yang  semakin  parah  dalam  berbagai  aspek  kehidupan. Akhlak masyarakat semakin buruk dan kejahatan semakin banyak. Kebangkitan nilai-nilai keagamaan tidak salah lagi telah menggerakkan kembali upaya menghidupkan karya-karya klasik dengan pendekatan baru termasuk juga dalam bidang tasawuf. Karya-karya dalam bidang tasawuf yang dihasilkan oleh penulis kontemporer seperti al-Taftazani menunjukkan adanya garis lurus untuk menegaskan kembali bahwa tradisi tasawuf tidak pernah lepas dari akar Islam. Ini menunjukkan bahwa kebangkitan tasawuf kontemporer ditandai dengan pendekatan yang sangat pesat antara spiritualisme tasawuf dengan konsep-konsep Syariah. Tasawuf yang dianut dan dikembangkan oleh sufi kontemporer nampaknya berbeda dari sufisme yang difahami oleh kebanyakan orang selama ini yaitu sufisme yang hampir lepas dari akarnya (Islam), cenderung bersifat memisah atau eksklusif. Menurut mereka, sufisme yang berkembang kebelakangan ini, sebagaimana dinyatakan oleh Akhbar S Ahmed, pasca- modernisme membawa kita kepada kesadaran betapa pentingnya nilai keagamaan dan keperluan terhadap toleransi serta perlunya memahami orang lain yang semuanya terdapat dalam neosufisme.</em></p>}, number={2}, journal={Farabi}, author={Rostitawati, Tita}, year={2018}, month={Dec.}, pages={67–80} }