Cara Mendiagnosa Penyakit Ujub dan Takabur

Authors

  • Ulfa Dj. Nurkamiden

Abstract

Setiap zaman memiliki penyakit dan masalah tersendiri, bahkan sepanjang zaman juga memiliki penyakit dan masalah tersendiri. seorang hamba Allah yang berhasil adalah yang bisa mengobati penyakit-penyakit yang bersarang didalam tubuhnya, seperti ujub dan takabur. baik penyakit-penyakit yang bersifat kontemporer ataupun penyakit-penyakit sepanjang zaman. Itulah tanda kesuksesan dalam penyucian jiwa. Menurut Al-Junjani ujub adalah anggapan seseorang terhadap ketinggian dirinya, padahal ia tidak berhak untuk anggapan itu. Ujub merupakan cela dan perasaan yang sangat buruk. Diantara perangai atau karakter yang dapat kita ketahui dari seseorang yang telah terserang virus ujub adalah karakter mereka yang selalu memandang diri dan usahanya dalam setiap ibadah yang dilaksanakan, sehingga matanya penuh dengan hiasan amalnya dan hatinya merasakan keunggulan dirinya. Aa’Gim (KH. Abdullah Gymnastiar) mengajak untuk bisa melakukan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) dengan dipadu 3 M (melalui diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari sekarang). Jika sifat-sifat baik diwujudkan dalam kebiasaan sikap dan kehidupan sehari-hari, niscaya yang muncul adalah tampilan kepribadian yang baik dan simpatik, yang akan menyenangkan siapa pun. Takabur adalah berbangga diri dan cenderung memandang diri berada diatas orang lain. Menurut al-Muhasibi takabur merupakan penyakit jiwa yang paling besar, dan dirinya akan menimbulkan berbagai petaka. Oleh karena itu, sifat takabur cepat mendatangkan kemarahan dan siksa dari Allah SWT. Semua penyakit hati berdampak pada langkah dan tindak perbuatan manusia. Semua itu penyebabnya adalah tidak adanya hati yang sehat dan bersih.

Downloads

Published

2016-08-01

How to Cite

Nurkamiden, U. D. (2016). Cara Mendiagnosa Penyakit Ujub dan Takabur. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 115–126. Retrieved from https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/445