TY - JOUR AU - Sofiana, Anna AU - Anwari, Anwari AU - Fata, Ahmad Khoirul PY - 2020/12/01 Y2 - 2024/03/29 TI - Kontroversi Pembakaran Bendera Tauhid: (Studi Atas Pemberitaan Kompas.com dan Republika.co.id) JF - Farabi JA - JF VL - 17 IS - 2 SE - Articles DO - 10.30603/jf.v17i2.1835 UR - https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa/article/view/1835 SP - 105-130 AB - <p><em>The burning of Tawhid flag in Garut, on October 2018, caused a pro-cons reaction in the society. A number of mass media reported it, including two mainstream media: kompas.com and republika.co.id. Both online media have contracted and framed the news of the event according to their ideologies. Using the framing analysis of the&nbsp; Zongdang Pan and Gelarld M. Kosicki, this article tries to uncover the framing of the two new media for the occasion of burning the tawhid flag.&nbsp; From this study, it can be concluded that the framing of Kompas.com is promoting nationalist value by demonstrating the actions and arguments of several public officials in addressing the flag burning incident. Kompas.com try to be neutral by not mentioning vulgar flag name and not giving accusations against any party. While the framing done by Republika.co.id still shows its alignments towards Islam. Republika.co.id often refer to the word ' Tawhid ' as the name of a flag with the use of the word "burning the tawhid flag" and involving Islamic organizations such as GP Ansor, Muhammadiyah, MUI, Persatuan Islam, and HTI. </em></p><p><em>P</em><em>embakaran bendera </em><em>bertuliskan kalimat </em><em>tauhid di Garut</em><em>,</em> <em>pada Oktober 2018, menimbulkan reaksi pro-kontra di tengah-tengah masyarakat. Sejumlah media massa pun memberitakannya, termasuk dua media arus utama: kompas.com dan republika.co.id. Kedua media online ini mengonstruk dan membingkai pemberitaan tentang peristiwa tersebut sesuai dengan ideologinya masing-masing. Dengan menggunakan a</em><em>nalisis </em><em>f</em><em>raming model Zongdang Pan dan Gelarld M.</em> <em>Kosicki</em><em>, tulisan ini mencoba mengungkap pembingkaian yang dilakukan kedua media baru tersebut atas peristiwa pembakaran bendera tauhid tersebut. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa framing yang dilakukan Kompas.com mengedepankan nilai nasionalis dengan memperlihatkan tindakan dan argumen beberapa pejabat publik dalam menyikapi insiden pembakaran bendera. Kompas.com mencoba bersikap netral dengan tidak menyebut secara vulgar nama bendera dan tidak memberikan tuduhan terhadap pihak manapun. Sementara framing yang dilakukan Republika.co.id masih menunjukkan keberpihakannya terhadap Islam. Dalam beritanya Republika.co.id&nbsp; kerap menyebut kata ‘tauhid’ sebagai nama sebuah bendera dengan penggunaan kata “pembakaran bendera tauhid” dan melibatkan Ormas-ormas Islam seperti GP Ansor dan HTI sebagai pihak yang berseteru.</em></p> ER -