Integrasi Nilai-nilai Karakter dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin di MIS Al-Magfirah Hutadaa Kabupaten Gorontalo
Kata Kunci:
Integrasi Nilai-nilai Karakter, P5PPRAAbstrak
Tujuan Penelitian ini mengetahui bagaimana Integrasi Nilai-nilai Karakter dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin di MIS Al-Magfirah Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif dengan menggunakan Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subjek penelitian di MIS Al-Magfirah Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: MIS Al-Magfirah Hutadaa Kabupaten Gorontalo telah melaksanakan program kurikulum merdeka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin. Program P5PPRA di MIS Al-Magfirah Hutadaa Kabupaten Gorontalo diterapkan sebagai bagian dari strategi sekolah untuk memperkuat nilai-nilai karakter peserta didik seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, mandiri dan empati. Sekolah ini memilih pendekatan P5PPRA karena diyakini dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan karakter peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang baik. Adapun faktor pendukung dan penghambat pada pelaksanaa Integrasi Nilai-nilai Karakter dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin di MIS Al-Magfirah Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Dimana faktor pendukungnya antara lain dukungan dari seluruh guru dan staf sangat penting. Mereka berkolaborasi dalam Menyusun kegiatan yang menarik dan relevan. Selain itu, perlibatan orang tua dalam proyek ini juga membantu, karena mereka membawa nilai-nilai yang diajarkan di rumah ke sekolah. Kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran peserta didik akan kearifan lokal. Sedangkan faktor penghambatnya adalah salah satu hambatan adalah kurangnya waktu dalam kurikulum. Dengan banyaknya materi akademis yang harus diajarkan, seringkali nilai-nilai karakter menjadi terabaikan. Selain itu, beberapa guru masih kurang memahami bagaiman cara efektif untuk mengajarkan nilai-nilai karakter.