Respons Publik Muda Islam tentang Kepemimpinan Non-Muslim di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.30603/au.v18i1.301Kata Kunci:
kepemimpinan Islam, Muslim mayoritas, Publik muda islamAbstrak
Tulisan ini membahas respons publik muda Islam mengenai kepemimpinan non-Muslim di Indonesia. Sistem demokrasi memberikan peluang yang sama kepada semua orang untuk menjadi pemimpin dalam berbagai level pemerintahan. Namun, perdebatan mengenai pemimpin non-Muslim masih sering terjadi khususnya di kontemporer ini. Bagaimana kecenderungan publik muda Islam merespons hal tersebut, merupakan salah satu inti yang didiskusikan dalam tulisan ini. Melalui wawancara dan quesioner serta studi pustaka, penulis. Studi ini menemukan tiga kecenderungan publik muda Islam mengenai kepemimpinan non-Muslim. Pertama, kecenderungan kelompok yang secara tegas menolak kepemimpinan bagi non-Muslim. Penjelasan nash, realitas sosial Muslim, dan sejarah kepemimpinan nasional menjadi dasar pemikiran kelompok ini. Kedua, kecenderungan kelompok yang menerima dengan dasar alasan adalah konteks social dan kepentingan politik sehingga siapapun memiliki peluang dan kesempatan menjadi pemimpin di tengah mayoritas Muslim. Ketiga, kelompok yang cenderung menerima dengan syarat-syarat tertentu, seperti memiliki kemampuan, komitmen menegakkan nilai-nilai Islam, dan tidak terjadi diskrimiantif.