Becoming a Sustainable of Da'wah Organization in Crisis Era: Experience from Rumah Tahfiz in Bengkulu
DOI:
https://doi.org/10.30603/au.v23i1.3585Kata Kunci:
Rumah Tahfiz, Organisasi Dakwah, Cost sharing, Organisasi berkelanjutan, Covid-19Abstrak
Artikel ini ingin menggali pengelolaan organisasi dakwah. Umumnya bersandar pada mekanisme donasi yang tidak terbatas. Pola non-profit memungkinkan bagi organisasi mengalami risiko keuangan di masa-masa krisis. Paper ini mengungkap upaya yang dilakukan Rumah Tahfiz Impian (RTI) di Kota Bengkulu untuk terus sustainable selama Covid-19. Data lapangan dikumpul melalui wawancara mendalam kepada sepuluh informan, observasi non-partisipan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan bukti tambahan, dan dokumentasi yang dinilai mendukung. Seluruh data ditabulasi dan dianalisa dengan sistem coding, kategorisasi, dan pentemaan. Panelitian kami menemukan cost-sharing ternyata menjadi kunci keberhasilan RTI untuk keluar dari krisis. Inkonsistensi sumbangan dana dari donatur tetap diselesaikan dengan cara membagi beban operasional harian ke orang tua santri dan masyarakat sekitar lingkungan. Beberapa upaya yang dilakukan seperti penjadwalan piket antar lauk dan sayuran, donasi beras atau sembako, dan uang. Temuan ini memberikan wawasan kepada Rumah Tahfiz yang memiliki kasus pembukaan lembaga tanpa perencanaan dan keterampilan pengelolaan. Penelitian dengan fokus yang sama tapi untuk latar budaya masyarakat yang berbeda perlu dilakukan di masa mendatang