Realitas Adati Hula-Hulaa to Syara’i, Syara’i Hula-Hulaa to Qur’ani

Penulis

  • Mashadi Mashadi

Kata Kunci:

Adat Gorontalo, ADATI HULA-HULAA TO SYARA’I, SYARA’I HULA-HULAA TO QUR’ANI

Abstrak

Sejak awal keberadaan Islam sebagai agama dan keyakinan resmi dikalangan masyarakat Gorontalo, sejak itu pulalah Islam menjadi sandaran dan rujukan bagi keseluruhan aktifitas hidup masyarakat Gorontalo, baik itu yang berkaitan dengan ritual atau syariat, maupun aktifitas tersebut yang berkaitan dengan adat dan kebiasaan sehari-hari. Hal demikian dapat dipahami, bahwa Gorontalo dikenal dengan falsafahnya yakni “Adati hula-hulaa to saraa, saraa hula-hulaa to Kur’ani†yang diartikan sebagai “adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullahâ€. Nilai kearifan tersebut merupakan falsafah hidup masyarakat Gorontalo yang telah dirumuskan sejak raja Amai yang konsepnya mengalami penyempurnaan sebanyak tiga kali, hingga raja Eyato dengan konsep seperti yang kita kenal sekarang. Kearifan lokal Gorontalo seperti yang tersimpulkan dalam falsafah Adat bersendi Syara, Syara bersendi Kitabullah-menjadi warna dan corak tersendiri bagi pelaksanaan dan pengimplementasian nilai-nilai agama di bumi Gorontalo.

Diterbitkan

2017-06-20

Terbitan

Bagian

Articles