Analisis Kritis atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Pelaksanaan Poligami

Main Article Content

Hijrah Lahaling

Abstract

In principle, in a marriage a man can only have one wife. A wife can only have one husband. However, in the marriage law, there are opportunities for polygamy, where the Court can give permission to a husband to have more than one wife if the parties concerned want. based on an agreement between the parties concerned, such as the previous wife. This article will discuss the implementation of Law No. 1 of 1974 concerning the implementation of polygamy. The method used is the juridical normative which is analyzed by qualitative descriptive. The results showed that the implementation of Law No. 1 of 1974 concerning the implementation of polygamy still have weaknesses, because some articles in the law is very ambivalent. In addition, the Act does not have an article that regulates the legal sanctions against those who violate the regulations governing the implementation of polygamy, but the existence of legal sanctions in the Act is absolutely necessary to guarantee the rights of citizens.

Article Details

How to Cite
Lahaling, H. (2021). Analisis Kritis atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Pelaksanaan Poligami . Al-Mizan (e-Journal), 17(2), 267–288. https://doi.org/10.30603/am.v17i2.2262
Section
Articles

References

Abduh, Muhammad. “Menelaah Poligami dalam Teks dan Konteks” dalam Swara Rahima: Media Islam untuk Hak-Hak Perempuan No. 21, 2007.

Aedy, Hasan. Antara Poligami Syariah dan Perjuangan Kaum Perempuan. Bandung: Alfabeta, 2007.

Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2008.

Ash Shiddiqi, M. Hasbi. Al-Islam. Jakarta: CV. Bulan Bintang, 1966.

Bakry, Nazar. Problematika Pelaksanaan Fiqih Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Harahap, M. Yahya. Hukum Perkawinan Nasional. Medan: CV. Zahir Trading, 1975.

Kadir, Faqihuddin Abdul. Memilih Monogami; Pembacaan Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Jakarta: Rahima, 2006.

Katjasungkana, Nursyahbani. Catatan Khusus: Poligami. Jakarta: Semai, 2002.

Kementerian Agama RI. Qur’an Kemenag in Microsoft Word. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat, dalam https://lajnah.kemenag.go.id

Muhammad, Husein. Membaca Kembali Ayat Poligami. Jakarta: Swara Rahima: Media Islam untuk Hak-Hak Perempuan, 2007.

Mulia, Musdah. Pandangan Islam tentang Poligami. Jakarta: Lembaga Kajian Agama & Gender, Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999.

______. Islam Menggugat Poligami. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Nasution, Khaharuddin. Riba dan Poligami: Sebuah Studi Atas Pemikiran Muhammad Abduh. Jogjakarta: AC Ademica, 1996.

Nurohmah, Leli. “Poligami: Saatnya Melihat Realitas,” Jurnal Perempuan, Ed. 31, 2003.

Prodjodikoro, Wirjono. Hukum Perkawinan di Indonesia. Bandung: Sumur, 1984.

Republik Indonesia. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

______. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

______. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Shihab, M. Quraish. Perempuan. Jakarta: Lentera Hati, 2005.

Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan UU Perkawinan. Yogyakarta: Liberty, 1986.

Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Bandung: PT. Intermasa, 1992.

Ath-Thabari. Jami al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, Jilid III. Beirut, t.p.: 1986.