Implikasi Tradisi Mappasiewa Ada’ terhadap Harmonisasi Rumah Tangga dalam Perkawinan Masyarakat Bugis di Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
DOI:
https://doi.org/10.30603/am.v20i2.5223Keywords:
Harmonisation, Mappasiewa Ada’, Bugis Community, Symbol, Marriage TraditionAbstract
Harmony is something that is expected by a married couple in their marriage. This article describes the implications of the mappasiewa ada' tradition on household harmonisation in Bugis marriages in Segeri, Pangkajene and Islands Regency using descriptive qualitative research with a philosophical and normative approach and analysed with ’urf (tradition theory) and maslahah (kindness theory). The results showed that the practice of mappasiewa ada' tradition in Bugis community marriage is still preserved as a tradition in marriage which has philosophical meaning with symbols. This tradition has a kindness (maslahah) impact and a badness (mafsadah) impact for the bride and groom in building household harmony. The mappasiewa ada' tradition is in accordance with Islamic teachings in the form of good tradition (’urf shahih) which can be preserved as long as it does not deviate from the objectives of sharia or maqashid ash-shari'ah (the purpose of Islamic law), namely: preservation of offspring (muhafadzah al-nasl). It can also be understood as optimism (tafa'ul), because every symbol in the tradition contains a hope or prayer symbolised by an object. If the mappasiewa ada' tradition is not understood comprehensively, people may consider it a practice that contains polytheism (syirik). However, if an Islamic and cultural approach is used, then cultural Islamisation can be carried out, so that the mappasiewa ada' tradition can be preserved and become an important part of the Bugis marriage tradition.
References
Ahmad, Abd. Kadir. Ulama Bugis. Cet 1; Makassar: Indobis Publishing, 2008.
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah. Al-Jami’ al-Shahih al-Mukhtasar, al-Maktabah al-Syamilah Versi. 2, Juz 1.
Al-Daulabi. Mauqi’ Jami’ al Hadis, al-Maktabah al-Syamilah Versi 2, Juz 5.
Darwis, Rizal. “Hak Nafkah Batin Isteri dan Kesetaraan Jender dalam Perkawinan: Analisis Terhadap Konsep Hukum Islam dan Hukum Nasional Indonesia,” dalam Abdul Wahid, et.al., Islam Indonesia Pasca Reformasi: Dinamika Keagamaan Pada Ranah Sosial, Politik, Budaya, Hukum, dan Pendidikan. Cet. 1; Surabaya: Imtiyaz, 2015.
_____. “Pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyah Terhadap Paradigma Perubahan Hukum.” Adzkiya: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah 5, no. 1 (2017): 67-86.
Fawzi, Ramdan. “Aplikasi Kaidah Fiqh العادة المحكمة dalam Bidang Muamalah.” Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah 2, no. 1 (2018): 147-167.
Jufri, Hidayat Dwitama, et.al. “Bissu Sebagai Pemimpin Adat Pernikahan: Kajian Tentang Warisan Budaya Masyarakat Di Desa Bontomatene Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep” Rihlah 11, no. 2 (2023): 107-124.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Edisi Penyempurnaan 2019. Jakarta: Unit Pencetakan Al-Qur’an, 2021.
Machrus, Adib, et.al. Fondasi Keluarga Sakinah. Cet. I; Jakarta: Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, 2017.
Mardani. Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Marwah. “Indo’ Botting Transpuan yang Merawat Tradisi Pernikahan Bugis,” komaco.id, 28 Desember 2020, https://koma.co.id/indo-botting-transpuan-yang-merawat-tradisi-pernikahan-bugis/
Nurijal. “(Opini) Dahulukan Adab Sebelum Ilmu,” Senin, 14 November 2022, https://labfitk.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/641/opini-dahulukan-adab-sebelum-ilmu
Pattinama, Axel Jeconiah, Jetty E. T. Mawara, dan Welly E. Mamosey. “Eksistensi Komunitas Bissu Pada Masyarakat Desa Bontomatene Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan.” Jurnal Holistik 13, no. 4 (2020), https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/holistik/article/view/31942.
Pelras, Christian. The Bugis. Terj. Abdul Rahman Abu, Hasriadi, dan Nurhady Sirimorok, Manusia Bugis. Cet. 2; Makassar: Ininnawa, 2021.
Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
____. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, dalam Kementerian Agama RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2018.
Suliyati, Titik. “Bissu: Keistimewaan Gender dalam Tradisi Bugis.” Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi 2, no. 1 (2018): 52-61.
Al-Syaibani, Ahmad Bin Hanbal Abu Abdullah. Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal. Juz 1, Bab Musnad Abdullah bin Mas’ud.