The Ideality of Pancasila and Reality of Maqaashid Syariah

Authors

  • Miskari UIN Sumatera Utara Medan
  • Mhd. Syahnan UIN Sumatera Utara Medan
  • Hasan Matsum UIN Sumatra Utara Medan

DOI:

https://doi.org/10.30603/au.v23i2.4234

Keywords:

Indonesia, Pancasila, Maqashid Syariah

Abstract

This study discusses the Unitary State of the Republic of Indonesia, which is not a religious state, but the Pancasila, produced based on a formulation of taste, nobility, customs, culture, religion, and beliefs that exist and grow in Indonesia. Because Pancasila was born from the womb of the Indonesian nation, even though the majority of the population is Muslim, Pancasila has succeeded in establishing itself as the basis of the state, state philosophy, and state ideology for many years now. It shows how powerful and great Pancasila is. However, recently, Pancasila has again clashed with Islam. Pancasila is considered a taghut system, created by infidels, and a secular system that is no longer relevant to the life of the Indonesian nation, which is predominantly Muslim. This research uses a qualitative approach with literature research methods. Primary and secondary data are from books, articles, news, and journals. The theory used in this research is the maqashid sharia approach as a cognitive, open, comprehensive, hierarchical, multidimensional, and purposeful system. Hence, it is found that the ideality of Pancasila rests on the reality of the Indonesian nation's activities in implementing the substantive values of Pancasila and Islam, not on its format. So, it was found that Pancasila and Islam met simultaneously in protecting their people, especially in protecting religion, soul, reason, property, lineage, and honor.

Author Biography

Hasan Matsum, UIN Sumatra Utara Medan

Kajian ini membahas tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bukan merupakan negara agama, melainkan Pancasila, yang dihasilkan berdasarkan rumusan rasa, keluhuran budi, adat istiadat, budaya, agama, dan kepercayaan yang ada dan tumbuh di Indonesia. Karena Pancasila lahir dari rahim bangsa Indonesia, walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, Pancasila telah berhasil mengukuhkan dirinya sebagai dasar negara, falsafah negara, dan ideologi negara selama bertahun-tahun. Itu menunjukkan betapa dahsyat dan agungnya Pancasila. Namun belakangan Pancasila kembali bentrok dengan Islam. Pancasila dianggap sebagai sistem taghut, ciptaan orang-orang kafir, dan sistem sekuler yang sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan. Data primer dan sekunder berasal dari buku, artikel, berita, dan jurnal. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan <em>maqashid syariah</em> sebagai sistem kognitif, terbuka, komprehensif, hierarkis, multidimensi, dan bertujuan. Oleh karena itu, ditemukan bahwa idealitas Pancasila bertumpu pada realitas aktivitas bangsa Indonesia dalam melaksanakan nilai-nilai substantif Pancasila dan Islam, bukan pada formatnya. Jadi, ditemukan bahwa Pancasila dan Islam bertemu secara bersamaan dalam melindungi umatnya, terutama dalam melindungi agama, jiwa, akal, harta benda, keturunan, dan kehormatan.

Downloads

Published

2023-12-05

Issue

Section

Articles