Code Mixing in EFL Classroom: Views from English Teachers Side

Isi Artikel Utama

Agus Rahmat

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan kategori campur kode yang digunakan oleh guru bahasa Inggris dan kategori campur kode dominan yang digunakan oleh guru bahasa inggris dalam mengajar kelas EFL (Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Luar Negeri) berdasarkan kategori campur kode menurut Muysken (2000). Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif untuk menganalisa campur kode guru dalam mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa luar negeri di SMK Negeri 1 Makassar. Sampel/peserta dalam penelitian ini adalah salah seorang guru bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Makassar, peserta ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen dari penelitian ini adalah observasi dan rekaman suara. Hasilnya menunjukkan bahwa (1) Guru bahasa Inggris SMK Negeri 1 Makassar menggunakan semua kategori yang dikategorikan oleh Muysken (2000, dikutip di Liu, 2008: 6) dalam mengajar kelas EFL, yakni: Insertion, Alternation, dan Congruent Lexicalization. Ada 17 contoh kategori insertion, dua contoh kategori alternation dan juga dua contoh kategori congruent lexicalization yang digunakan oleh guru bahasa Inggris; (2) Kategori campur kode dominan yang digunakan oleh guru bahasa Inggris SMK Negeri 1 Makassar adalah kategori insertion dalam mengajar kelas EFL.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Agus Rahmat. (2020). Code Mixing in EFL Classroom: Views from English Teachers Side. Al-Lisan: Jurnal Bahasa, 5(2), 130–147. https://doi.org/10.30603/al.v6i2.1323
Bagian
Articles

Referensi

Appel R., Muysken. P. (1987). Language contact and bilingualism. London: Edward Arnold.

Bhatia, T. K., & Ritchie, W. C. (2004). Social and psychological factors inlanguage mixing. In W. C. Ritchie and T. K. Bhatia (eds.), Handbook of Bilingualism(pp.336-352). Malden: Blackwell Publishing.

Bhatia, T.K., Ritchie, W.C. (2013).Handbook of bilingualism andmultilingualism (2ndEd). Blackwell Publishing.

Brock-Utne, B. and Holmarsdottir, H. (2002). Language policies and practices in Africa. Some Preliminary results from a research project in Tanzania and South Africa, Dar es Salaam: E&D Publishers.Gardner-Chloros, Penelope, 2009 – Code-Switching. Cambridge Press.

Bokamba E. (1989). Are there Syntactic Constraints on Code-mixing? World Englishes 8(3).University Press.

Ho, J. W. Y. (2007). Code-mixing: Linguistic Form and Socio-cultural Meaning. [Online] Available: The International Journal of Language Society and Culture, http://www.educ.utas.edu.au/users/tle/JOURNAL/issues/2007/21-2.pdf (May 18, 2010).

Huang, D. (2004). Code switching and language use in emails. Unpublished PhD thesis, The University of Melbourne, Melbourne.

Hudson, R.A. (1992). Sociolinguistics. 2nd ed. Cambridge: Cambridge University Press.

Johanes, Japhet. (2017). The Influence of Code-Switching and Code-Mixing on Learning English Language in Secondary Schools: The Case of Rombo District. Unpublished Dissertation.

Kim, E. (2006). Reasons and Motivations for code-mixing and code-switching.Spring Issues in EFL 4(1).

Liu, P. (2008). Code-switching and Code-mixing. GRIN Verlag.

Muysken, P. (2000). Bilingual Speech: A Typology of Code-mixing. Cambridge: Cambridge

Sari, D.N.K. (2016). An Analysis of Code Mixing Applied by the Presenter of Black Spot Segment of Black in News Program on ANTV (A Sociolinguistics Approach). Thesis. Surakarta: English Departement, Faculty of Cultural Science in Sebelas Maret University.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung

Wardhaugh, Ronald. (1992). An Introduction to Sociolinguistics. 2nd ed. Oxford: Blackwell Publishers.