Strategi Kesantunan Berbahasa pada Media Sosial WhatsApp Berdasarkan Level Pendidikan
Isi Artikel Utama
Abstrak
Kesantunan berbahasa di media sosial masih sering diabaikan. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kesantunan dalam percakapan media sosial WhatsApp. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif, dan populasinya adalah percakapan grup WhatsApp SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Waktu diskusi di setiap kelompok selama bulan September 2021. Teknik pengumpulan data adalah dengan mengekspor data percakapan ke Ms. Words. Data disusun berdasarkan tanggal masuk, kemudian dikodekan menggunakan teori kesantunan Brown & Levinson. Hasil klasifikasi data tersebut kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan yang sama dengan perspektif budaya Makassar berbantuan. Temuan menunjukkan persamaan dan perbedaan komunikasi berdasarkan tingkat pendidikan. Persamaannya adalah semua tingkat pendidikan dalam percakapan WhatsApp menggunakan strategi kesantunan bald-of-record dalam pertanyaan, perintah, dan permintaan. Selanjutnya terdapat dua perbedaan penggunaan strategi kesantunan dalam berkomunikasi: Perbedaan pertama, penggunaan strategi kesantunan positif berupa lelucon dan penonjolan identitas hanya ada pada percakapan tingkat perguruan tinggi dan sekolah menengah. Sebaliknya, metode memperhatikan hanya ada dalam diskusi tingkat perguruan tinggi. Perbedaan kedua adalah bahwa penggunaan strategi kesantunan negatif dalam permintaan maaf hanya digunakan pada percakapan tingkat perguruan tinggi dan sekolah menengah. Kesopanan negatif dalam mengajukan pertanyaan hanya digunakan di tingkat sekolah menengah. Terakhir, kesantunan negatif dalam ucapan terima kasih hanya digunakan di tingkat perguruan tinggi. Kesimpulannya, semakin rendah pendidikan seseorang, semakin sedikit mereka menggunakan strategi kesantunan ini. Disarankan agar guru dan pemangku kepentingan lebih memperhatikan pembentukan karakter siswa, terutama dalam berbicara dengan sopan kepada orang lain, sehingga interaksi mereka harmonis dengan komunitasnya.
Unduhan
Rincian Artikel
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright Notice
Authors who publish in Al-Lisan: Jurnal Bahasa (e-Journal) agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
Referensi
Allen, S. (2001). The Management of the Communication of the Japanese Speech Act of Gratitude. Asea E-Journal of Asian Linguistics and Language Teaching.
Brown, P., & Levinson, S. C. (1987). Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press.
Ermitati. (2012). Antologi Hasil Pelitian Bahasa dan Sastra : Kata Sapaan dalam Bahasa Kubu. Jambi: Kantor Bahasa.
Gusnawaty, G., & Nurwati, A. (2019). A Learning Model of Bahasa Indonesia As A Foreign Language Based On Local Intercultural Politeness. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 38(1), 141–155. https://doi.org/10.21831/cp.v38i1.23022
Hootsuite. (2020). Digital 2020 Indonesia.
Husna, L. L., & Arief, E. (2020). No Title. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Vol 9 no. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/349525921_Strategi_Kesantunan_Bertutur_Mahasiswa_Kepada_Dosen_Melalui_Komunikasi_WhatsApp
Kaplan, & Haenlein. (2010). Users of the world, unite! the challengs and opportunities of social media. Bus Horiz, 53, 59–68.
Miles,Huberman, & S. (2014). Qualitative Data Analysis A Methods Suorcebook. Los Angles: Sage.
Nasrullah, R. (2015). Media Sosial; Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Purnamasari, R., Nurmansyah, N., & Fitriani, I. (2021). Kesantunan Bertutur Mahasiswa dalam Pembelajaran Luring dan Daring Melalui Aplikasi WhatsApp. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4 no., 435–440. Retrieved from http://jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/JIIP/article/view/301
RI, P. data dan informasi kementrian kesehatan. (2015). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Saeful, M. (2021). Strategi Kesantunan Bahasa Bugis dalam Tindak Tutur Memerintah di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. JRIP, 1 No 2, 240–251.
Setiawan, Y. (2020). Pola Kesantunan Berbahasa Antara Mahasiswa dan Dosen Melalui Media Sosial “WhatsApp” di IAIN Takengon. Jurnal Komunitas Bahasa, 8 no.
Spero, D. (2013). Laughter: Is It Really The Best Medcine?
Yaqien, I., & Haeri, Z. (2021). Kesantunan Berbahasa pada Media Jejaring Sosial (WhatsApp) Bahasa Indonesia di Kmapus UTM Mataram. Jurnal Linguistik, Sastra, Dan Pendidikan, 6 no., 87–96. Retrieved from http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi/article/view/781/425
Yono, D. (2021). Kesantunan Berbahasa Siswa SMP Melalui Media Sosial WhatsApp: Kajian Pragmatik. Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, 2 no. 6, 849–856. Retrieved from https://www.ahlimedia.com/jurnal/index.php/jira/article/view/167/151